Jumat, 01 Februari 2008

SHINSE HANDAJA: Mengobati Osteoporosis dengan Ramuan 72 Unsur


Sistem pengobatannya mengombinasikan dua jenis ramuan. Satu berbentuk salep, dan lainnya berbentuk seperti dodol

KabarIndonsia - Mulut Nuryati, terus komat-kamit menahan nyeri kala badannya dicoba untuk ditegakkan. Meringis. Tak kuat, badannya pun diposisikan kembali setengah membungkuk. "Aduh, sakit Shinse," keluh ibu empat anak berusia 52 tahun ini.

Nuryati adalah salah seorang penderita osteoporosis. Pertengahan Januari lalu, ia yang ditemani salah seorang anaknya mendatangi seorang Shinse bernama Handaja Tjandra yang praktik di Rumah Pengobatan Mandjur. Hatinya penuh harap; Shinse Handaja Tjandra segera bisa menyembuhkan penyakit tulang rapuh yang sudah enam tahun dideritanya.

"Saya sudah berobat ke mana-mana untuk mengobati osteoporosis yang saya derita. Tapi tak kunjung ada perbaikan, sampai akhirnya seorang kerabat menginformasikan ke saya tentang Shinse Handaja yang bertangan dingin mengobati keluhan osteoporosis," aku Nuryati dengan nada terbata-bata.

Hhmmmm. Shinse Handaja cuma tersenyum simpul mendengar pengakuan itu. Tanpa banyak berkata-kata, satu ramuan obat Tiongkok langsung ia racik. Tak ada metode pengurutan atau sejenis yang ia lakukan untuk Nuryati. Setelah rampung, shinse yang memiliki nama Mandarin Tjen Ta Yung ini langsung membaluri ramuan tersebut ke tubuh bagian belakang Nuryati.

Nyeesss.... Baluran ramuan kemudian ditutup kain perban yang sudah diolesi ramuan lain untuk mempercepat proses penyembuhan. Selesai. Tak sampai 15 menit, Nuryati pun diperbolehkan pulang. "Saya memang tak pernah mengobati keluhan pasien dengan teknik pengurutan. Tak perlu scanning untuk melihat detil penyakit. Cukup menanyakan di bagian mana saja rasa sakit itu terasa," kata Shinse Handaja.

Dalam mengobati setiap pasien, termasuk Nuryati, Shinse Handaja mengaku selalu menggunakan dua ramuan. Pertama yang berbentuk salep dan diolesi ke sekitar bagian tubuh yang sakit. Fungsi ramuan ini adalah untuk mengurangi rasa gatal di kulit.

Setelah itu, disiapkan ramuan kedua yang bentuknya mirip dodol. Ramuan ini diratakan di atas selembar kain perban yang pinggirnya diberi kapas. Bagian yang sakit lalu ditutup dengan kain tersebut dan diberi plester. "Setiap dua hari ramuan itu harus diganti yang baru. Terus begitu hingga pasien merasa sembuh dan tak kesakitan lagi," jelasnya.

Mengenai jenis ramuan yang dipakai, diterangkan Shinse Handaja berasal dari racikan 72 unsur seperti akar-akaran, dedaunan, binatang, dan tembaga yang telah tujuh kali dibakar sebelum digiling.

"Khasiat ramuan ini multi fungsi. Selain untuk mengobati osteoporosis atau tulang rapuh, saya juga menggunakannya untuk pengobatan reumatik, pengapuran, asam urat, bahkan patah tulang," terang Handaja yang juga menjabat ketua umum DPP Ikatan Naturopatis Indonesia.

Shinse Handaja Tjandra lahir di Riau, 73 tahun silam. Ia mendapat keahlian di bidang pengobatan tradisional Tiongkok setelah berguru kepada Shinse Lim Djuei Tjheng selama 11 tahun. Namun begitu, pada tahun 1967 atau tahun ke 10 belajar, sang guru sudah menurunkan izin kepadanya untuk membuka praktik di daerah Bandung. Setelah sang guru mangkat, tahun 1974, Shinse Handaja memutuskan pindah tempat praktik ke Jakarta.

Tidak ada komentar: